Metro, Tangerang - Aktivis buruh perempuan yang ditampar polisi saat berunjuk rasa ternyata adalah mantan pekerja PT Panarub Dwi Karya (PT PDK). Aktivis bernama Emilia Yanti itu berunjuk rasa untuk memperjuangkan haknya sebagai buruh karena dipecat secara sepihak oleh perusahaan.

Kokom Komalasari, koordinator lapangan unjuk rasa, mengatakan Emilia menjabat sebagai Sekretaris Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI). Unjuk rasa ini sudah mereka gelar secara rutin sejak lima tahun lalu. "Kami memperjuangkan hak buruh perempuan yang diberhentikan oleh PT Panarub Dwi Karya, produsen sepatu merek Adidas," kata Kokom, Ahad, 9 April 2017.

Menurut Kokom, unjuk rasa digelar setiap Ahad, berbarengan dengan car free day Kota Tengerang. Peserta unjuk rasa setiap pekan tidak sama karena memang diatur secara bergiliran. "Kami namakan piket demo PT PDK," ujarnya.

Baca: Video Beredar, Polisi Tampar Buruh Perempuan di Tangerang

Sejak setahun terakhir, lokasi unjuk rasa dipusatkan di Bundaran Tugu Adipura Jalan Veteran, Kota Tangerang. Siang tadi saat buruh tengah bersiap menggelar unjuk rasa, datang polisi berpakaian preman dan petugas Satuan Polisi Paling Praja. Mereka meminta pengunjuk rasa bubar dan mencopoti poster serta spanduk yang dipasang di sana.

Emilia memprotes tindakan petugas. "Kenapa kami dilarang? Buktinya ada kegiatan hiburan dengan soundsystem pada jam kami di Tugu Adipura dbiarkan,"kata Kokom menirukan ucapan Emilia.

Dalam rekaman video, Emilia tampak berdebat dengan seorang polisi berpakaian preman. Polisi itu diduga Kasat Intel Polres Tangerang Ajun Komisaris Besar Danu Wiyata. Dalam perdebatan itulah tangan Danu melayang dan mengenai pipi Emilia. "Kami akan melaporkan peristiwa itu ke Propam Polda Metro Jaya dan Komnas Perempuan serta Komnas HAM," kata Kokom.

AYU CIPTA