Nasional, Surabaya - Satu dari enam jenazah terduga teroris Tuban diambil pihak keluarga dari Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Selasa, 11 April 2016. Jenazah itu dibawa dengan menggunakan mobil ambulans polisi menuju Purbalingga, Jawa Tengah, sekitar pukul 14.40.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, jenazah teroris Tuban yang diambil keluarga atas nama Karno, 28 tahun, asal Candinata, Kutasari Purbalingga. "Tadi yang jemput saudara kandung," kata Barung kepada wartawan, Selasa, 11 April 2017.

Baca juga: Kenapa Teroris Tuban Menembaki Polisi?

Barung menjelaskan jenazah Karno diserahkan ke keluarga setelah tim dokter RS Bhayangkata dan profesor ahli forensik dari Universitas Airlangga Surabaya mencocokkan data pembanding, yakni tes DNA keluarga, dengan data sekunder dan primer yang didapat polisi.

Barung menambahkan lima jenazah lain juga siap diambil pihak keluarga hari ini. "Mereka sudah ada di sini dan siap mengambil," katanya.

Menurut dia, kelima jenazah itu sudah teridentifikasi identitasnya. Dia mengatakan kelima jenazah tersebut dalam proses dimandikan dan dikafani.

Sebelumnya enam terduga teroris tewas setelah terlibat baku tembak dengan aparat gabungan dari Polres Tuban, Komando Distrik Militer Bojonegoro, dan dibantu dari Korps Brigade Mobil Polda Jawa Timur di perkebunan Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Tuban, Sabtu, 8 April 2017.

Baku tembak itu bermula ketika mobil Daihatsu Terios bernomor polisi H 9037 BZ yang kendarai enam terduga teroris dari arah barat (Semarang) menembaki dua anggota polisi lalu lintas yang berjaga di pos hutan Jati Peteng, Kecamatan Jenu, Tuban, pada Sabtu pagi, sekitar pukul 10.00.

Identitas empat dari enam terduga teroris itu adalah Adi Handoko, 34 tahun, Satria Aditama (19), Yudhistira Rostriprayogi (19), dan Endar Prasetyo (52). Keempatnya berasal dari Jawa Tengah. Mereka diduga termasuk dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Semarang.

NUR HADI