Dunia, Istanbul – Partai oposisi Turki ancam akan mengobarkan perang jika kalah dalam referendum yang akan digelar 16 April mendatang.

Wakil Ketua Partai Republik Rakyat Turki atau CHP, Husnu Bozkurt mengancam mereka yang mendukung amandemen tersebut.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika hasil referendum dimenangkan oleh pemilih Ya. Kami akan kembali memburu Anda mulai dari Samsun dengan cara Izmir," kata Bozkurt, mengacu pada Perang Kemerdekaan Turki melawan kekuatan Eropa, seperti dikutip Daily Sabah, Senin 10 April 2017.

Baca:  Referendum Turki di Australia, Oposisi Erdogan Mengaku Ditekan

Menurut Bozkurt pendukung amandemen kontitusi yang akan memperluas kekuasaan Recep Tayyep Erdogan tersebut adalah musuh dari Turki.

Pernyataan itu kemudian mendapat kecaman luas, terutama dari pendukung Erdogan. Jaksa penuntut umum di Ankara juga telah meluncurkan penyelidikan terkait pernyataan kontroversial Bozkurt tersebut.

Referendum 16 April 2017 memang membelah Turki. Referendum ini menjadi kontroversi karena akan mengubah banyak hal dalam sistem pemerintahan Turki, termasuk mengganti sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial.

Jika disetujui, Erdogan akan memperoleh kekuasaan yang lebih besar dibandingkan status seremonialnya sekarang sebagai presiden.

Ancaman lain dilontarkan Muharrem Ince, salah satu petinggi CHP cabang Yovalu. Ia mengaku telah memberikan perintah untuk menggantung siapa saja yang berani menurunkan spanduk yang berisi seruan untuk warga Turki memilih Tidak pada referendum.

"Mereka akan berpatroli malam ini. Siapa pun yang menurunkan spanduk, kita akan menemukan mereka. Jangan khawatir," ujar Ince.

Mantan Ketua CHP, Deniz Baykal juga membuat pernyataan yang mengejutkan.

Baykal mengatakan mereka akan merayakan 16 April seolah-olah Turki memenangkan Perang Kemerdekaan ketika pemilih Tidak menjadi suara mayoritas.

Dia mengancam warga yang mendukung amandemen konstitusi dan berkata, "Kami akan tenggelamkan seluruh generasimu dalam lautan Ä°zmir."

DAILY SABAH | YON DEMA