Dunia, Teheran—Presiden Iran Hassan Rouhani menelepon Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menyatakan dukungannya.

"Iran akan tetap berada di sisi Suriah dalam memerangi terorisme dan menjaga teritorial Suriah," kata  Rouhani dalam percakapan telepon dengan Assad pada Sabtu malam seperti dilansir Reuters, Ahad 9 April 2017.

Baca: Rusia dan Iran Ikrar Setia Kawal Presiden Suriah Bashar al Assad

Hal ini disampaikan Rouhani setelah Amerika Serikat melancarkan serangan rudal Tomahawk ke pangkalan udara Suriah pekan lalu.

Dalam laman resmi Kepresidenan Iran, Rouhani menyebut tudingan Barat bahwa rezim Assad mendalangi serangan senjata kimia yang menewaskan 70 orang warganya sendiri, sangat tak berdasar.

Rouhani balik menuding serangan kimia itu dilakukan oleh kelompok pemberontak untuk mempengaruhi opini publik secara global.

“Tudingan ini hanya untuk merusak proses perdamaian Suriah,” kata Rouhani seperti dikutip stasiun televisi Iran, Press TV.

Kepada Rouhani, Assad menyebut serangan rudal AS yang diklaim untuk merespons serangan kimia, membuatnya semakin bertekad memburu teroris.

Baca: Bom Kimia di Suriah Tewaskan 35 Orang, Pemerintah Bantah Terlibat

"Amerika Serikat gagal mencapai tujuannya dengan agresi ini, yang bertujuan mengangkat moral kelompok teroris yang didukungnya setelah kemenangan dicapai oleh militer Suriah," ucap Assad kepada Rouhani, seperti dikutip kantor berita Suriah, SANA.

Iran bersama Rusia menjadi pendukung utama rezim Assad. Kedua negara itu bersama Suriah menyebut seluruh kelompok oposisi Suriah sebagai teroris.

Rouhani juga mengkritik negara-negara Arab Sunni dalam pidato pada Ahad lalu, karena mendukung serangan rudal Amerika ke Suriah.

“Sayang, ada negara tetangga yang justru gembira dengan serangan itu. Tunggu saja waktu kalian,” ucap Rouhani.

Rusia dan Iran sebelumnya mengancam akan merespons dengan keras jika AS kembali melancarkan serangan terhadap Suriah. Ditegaskan bahwa serangan rudal AS ke pangkalan udara Suriah telah melewati batas. Penegasan itu disampaikan oleh pusat komando gabungan yang terdiri dari pasukan Rusia, Iran dan para milisi yang mendukung Assad.

REUTERS | AFP | SITA PLANASARI AQUADINI