Dunia, Madrid - Aparat Spanyol menahan ahli komputer Rusia, Pyotr Levashov, di Barcelona, diduga dengan menggunakan surat perintah penangkapan dari Amerika Serikat.

Menurut pengakuan istrinya, Pyotr Levashov, 36 tahun, ditahan karena virus komputer yang dikaitkan dengan kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat.

Baca: FBI Selidiki Persekongkolan Trump-Rusia Sejak Juli Lalu

Maria Levashov kepada laman Russia Today mengatakan bahwa suaminya ditahan atas permintaan pemerintah Amerika karena kaitan dengan kejahatan cyber.

"Para pejabat menyebutkan sesuatu tentang virus yang konon diciptakan oleh suami saya dan terkait dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun lalu," kata Maria Levashov, seperti dilansir Deutsche Welle, Senin 10 April 2017.

Juru bicara polisi Spanyol mengatakan bahwa Pyotr Levashov ditahan di bandara Barcelona saat sedang berlibur pada ​​Jumat pekan lalu oleh anggota polisi dari unit penyelidikan teknologi menyusul permintaan internasional.

Dia kini telah dikirim ke Madrid sambil menunggu proses selanjutnya. Levashov kini tengah menunggu keputusan pemerintah Spanyol apakah akan mengekstradisinya ke Amerika Serikat.

Namun polisi menolak menjelaskan alasan penahanan Pyotr Levashov.

Baca: Rusia Rayakan Pelantikan Donald Trump Jadi Presiden AS 

Washington telah berulang kali menuduh peretas Rusia mencuri data dari politisi Amerika Serikat dan membocorkan ke publik untuk memanipulasi hasil pemilu guna mendukung Trump. Mantan presiden Barack Obama menyalahkan Kremlin telah mendukung dan mensponsori peretasan itu.

Setelah penangkapan Levashov, juru bicara Departemen Hukum Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa kasusnya belum bisa diungkap kepada publik.

Pertengahan Januari lalu, seorang ilmuwan komputer Rusia lainnya, Stanislav Lisov, juga ditahan di bandara El Prat, Barcelona. Penangkapannya juga berdasarkan permintaan Amerika Serikat.

IB TIMES | DW | YON DEMA